14 Oktober 2009

Selamat datang Lasem


Lasem adalah salah satu kota kecamatan di Kabupaten Rembang, salah satu wilayah di ujung timur bagian utara Propinsi Jawa Tengah. Lasem merupakan nama yang tidak asing lagi bagi para pemerhati sejarah, khususnya sejarah Majapahit. Lasem memang tidak terlepas dari kerajaan Majapahit. Pada waktu Majapahit berkuasa, Lasem merupakan salah satu daerah otonom di bawah kekausaan Majapahit. daerah ini merupakan hasil pemekaran sebagai konsekuensi dari pembagian kekuasaan Majapahit. Lasem sendiri di pipmpin oleh Bhre Lasem yang bersamaan dengan periode kekuasaan Bhre Kahuripan.

Setelah runtuhnya dinasti Majapahit, Lasem di islamkan oleh salah satu wali sanga (wali sembilan). Wali sanga tersebut dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sang Sunan mengislamkan Lasem dengan pendekatan kultural masyarakat setempat. Hampir keseluruhan masayarakat Lasem berhasil di islamkan.

Pada waktu penjajahan kolonial Belanda, Lasem merupakan salah satu bandar terpenting galangan kapal di pesisir utara pulau Jawa. Kapal-kapal kayu berkualitas tinggi dibuat di Lasem untuk berlayar di seluruh kepulauan nusantara bahkan hingga keluar. Lasem juga merupakan sentra penghasil batik dan perdagangan hasil bumi lainnya seperti garam dan kayu lapis. Hal inilah yang membuat Lasem menjadi sangat ramai. Banyak pendatang Tionghoa menetap di Lasem. Pendatang Tionghoa tersebut bahkan telah menetap sewaktu Lasem masuk dalam imperium Majapahit.

Setelah jaman kemerdekaan, Lasem secara administratif dimasukkan kedalam wilayah Kabupaten Rembang. Saat ini Lasem hanya merupakan sebuah kota kecamatan yang tidak segemilang dahulu kala. Beberapa industri unggulan yang dahulu berjaya kini hanya tinggal beberapa bahkan ada beberapa yang telah hilang. Lasem saat ini telah kehilangan pamor kebesarannya sebagai salah satu daerah otonom pada masa dinasti Majapahit

Catatan Menarik

Kota Lasem memiliki masjid yang cukup baik. Saat ini masjid tersebut tengah mengalami renovasi. Perkiraan penulis, masjid tersebut telah direnovasi sekita 90%. Masih ada beberapa bagian yang belum direnovasi. Yang paling menonjol adalah bagian pagar dan tempat berwudu.

Ornamen didalam masjid mengadopsi kultur jawa yang sangat kenatal. Di tempat imam dan mihrab didapati kayu berukir yang indah. Penulis memperkirakan, ukiran kayu tersebut didapatkan dari daerah Jepara. Sayangnya, ukiran tersebut hanya berada di dalam ruang di dekat tempat imam berdiri. Ornamen di tempat lain tidak berupa kayu berukir melainkan keramik seperti pada umumnya,

Masjid Lasem dipimpin oleh imam sepuh yang sudah membungkuk. Imam tersebut sudah terlihat sangat tua. Komando solatnyapun sudah hampir tidak terdengar. Jika anda solat berjamaah di waktu siang bersama imam tersebut, anda harus benar-benar memperhatikan gerakan solat di samping dan depan anda agar tidak tertinggal sang imam.

Satu hal lagi yang paling menarik dari masjid Lasem adalah anda tidak diperkenankan membaca koran di masjid. Anda hanya diperbolehkan membaca Al Quran di masjid. Meskipun demikian, anda diperkenankan untuk tidur sepuas hati anda , mengutak atik ponsel anda, merokok di beranda bahkan berbicara di masjid. Menarik bukan? Masjid yang steril dari kegiatan membaca kecuali Al Quran meskipun itu diluar waktu solat. Hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar