17 November 2010

Bangsa ini Tidak Bisa Mengantri

Sekali lagi tabiat asli penduduk negeri ini kembali terkuak. Di tengah ke syahduan perayaan Idul Adha, penulis dihidangkan dengan berbagai berita yang menggambarkan tentang budaya "tidak bisa antri" dan "tidak sabaran" ditengah acara pembagian jatah hewan qurban. Entah apa yang ada di benak kita semua jika dihidangkan hidangan yang berulang tanpa pernah tergugah kesadaran kita untuk menyadari keberulangan hidangan tersebut.

Antrian yang berdesakan, berdorongan, tidak tertib penulis anggap itu bukan antrian. Itu tindakan egois dari individu yang mau menang sendiri. Tindakan ini merupakan cerminan dari karakter individu negeri ini yang memang tidak terbiasa dengan budaya antri. Kita sudah sangat terbiasa dengan menyerobot antrian, kita sangat familiar dengan budaya memotong barisan antrian dengan alasan berbagai alasan berkedok kemanusiaan, kita sudah mendarah daging dengan melanggar hak individu lain bahkan melanggar aturan umum. Kita ini memang bangsa yang tidak bisa antri, tidak suka antri dan memang bebal untuk antri. Padahal sudah banyak kejadian yang sangat merugikan bahkan sudah banyak korban nyawa yang sangat berharga. Tapi memang, bangsa ini entah terkena dampak insomnia atau apa, kejadian ini berulang lagi. Ah, entah apapun, penulis semakin menyentuh garis putus asa untuk urasan ini, urusan antri karena penulis seringkali mengalami diserobot antriannya, ingin marah tapi ke siapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar